10 Kata Bijak di Film Cahaya Cinta Pesantren - TrueID

10 Kata Bijak di Film Cahaya Cinta Pesantren

April 19, 2021

null

Shila dan tiga sahabatnya. (TrueID)

Cahaya Cinta Pesantren tak hanya memberikan gambaran tentang pencarian jati diri seorang gadis Marshilla Silalahi (Yuki Kato) saat berada di pesantren. Film yang diangkat dari buku dengan judul yang sama ini juga memiliki keindahan dalam kalimat yang terucap dari para pemerannya.

Kalimat-kalimat ini kian melengkapi kesempurnaan karya Raymond Handaya. Ditambah dengan sentuhan budaya khas Sumatera Utara dan logat dari tiga sahabat Shila, Manda (Febby Rastanty) yang berasal dari Malaysia,  Icut (Vebby Palwinta) dari Aceh dan gadis asal Minang, Asiyah (Sivia Azizah) kian memperkaya film ini. 

Apa saja kalimat bijak yang terurai di film ini. Berikut TrueID merangkumnya untuk Anda.

1. Bapak selalu menunjukkan salah bukan dengan amarah.

null

Ayah (Tabah Penemuan) selalu hadir membela Shila. (TrueID)

2. Bapak selalu punya cara membebaskan tanpa melepaskan.

null

Shila kecil kerap dilarang ibunya bermain sembarangan tapi tidak untuk ayahnya. (TrueID)

3. Kalau bisa bicara dengan lisan tak perlu main tangan.

null

Sang ayah selalu jadi juru selamat bagi Shila kala diserang ibunya. (TrueID)

4. Hidup itu seperti perjalanan. Kalau hidup itu perjalanan, maka kita sering meninggalkan atau ditinggalkan.

null

Wajah sedih Shila saat meninggalkan rumah dan ayahnya yang dianggap sudah tak membelanya. (TrueID)

5. Dalam perjalanan terkadang kita baru menyadari kita bisa jatuh cinta pada siklus waktu, senja.

null

Shila saat pertama kali bertemu Rifqi (Fachri Muhammad), pujaan hatinya. (TrueID)

6. Islam mengajarkan kita untuk tidak membuang-buang waktu.

null

Telat datang ke ruang makan, Shila malah diceramahi ustazah. (TrueID)

7. Terkadang kesendirian itu lebih bermakna daripada keramaian.

null

Gara-gara kentut, dia ditinggalkan kawan-kawannya tapi justru dia mendapat banyak mangga. (TrueID)

8. Sahabat nggak perlu ngomong. Sahabat itu ngerti dengan sendirinya.

null

Shila yang berusaha meredam amarah Icut terhadapnya dan menjelaskan setiap langkahnya. (TrueID)

9. Aku ikhlaskan banyak hal di sini. Karena aku tahu, dalam ikhlas, kita akan mendapatkan yang terbaik.

null

Shila berhasil menemukan jati dirinya selama mondok di pesantren dan melangkah ke depan dengan pasti. (TrueID)

10. Ini saatnya aku memperbaiki diriku, agar nanti aku akan menjadi tulang rusuk yang kokoh untuk seseorang yang tulang rusuknya aku curi. (Tya)

null

Shalat berjamaah terakhir Shila dengan para sahabatnya sebelum meninggalkan pesantren. (TrueID)

 

Baca Selengkapnya
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...