Merry (Lydia Kandou) dan Andi (Ray Sahetapy) yang baru menikah tiga bulan harus menghadapi badai dalam rumah tangga mereka. Kejadian ini terjadi akibat salah paham yang dipicu Pepen (Kadir), yang membuat mereka ribut besar di dalam film Jangan Bilang Siapa-siapa.
Awal kesalahpahaman terjadi ketika seorang gadis yang merasa kenal Andi tiba-tiba menciumnya di bandara. Api cemburu membakar Merry yang tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dalam kondisi pernikahan seperti itu, Andi ternyata harus ikut rapat kantor di Puncak, Bogor. Lebih menyulitkan bagi Andi, usai rapat dia dipaksa bosnya menginap untuk menghadiri pesta dan pertemuan bisnis di Bandung.
Mau tidak mau, Andi menelpon Merry. Tapi, Pepen sempat bercanda dengan Andi soal perempuan lain yang justru ditanggapi serius Merry. Istri Andi makin tambah cemburu.
Saat pulang, lagi-lagi ulah Pepen, Andi terpancing untuk melakukan pembicaraan seolah-olah dia melakukan kegiatan layaknya lelaki hidung belang, tanpa menyadari Merry sejak awal mendengarkan pembicaraan itu. Ulah Pepen kian mempertebal rasa tidak percaya Merry terhadap Andi.
Betul saja, penjelasan Andi tidak bisa diterima Merry. Situasi itu membuat Andi menerima skenario berbohong ala Pepen dan mengaku pada Merry, jika dirinya menginap di rumah temannya bernama Hamid yang beralamat di Parung, Bogor.
Di sinilah petaka bagi Andi bermula. Merry mulai menyelidiki kebenaran kawan Andi, sementara Andi harus mencari orang yang mau mengaku bernama Hamid dan dia memilih Oscar Huta Junjung (Deddy Mizwar) mengaku sebagai Hamid.
Di sisi lain, Merry mengirim surat ke rumah Hamid asli (Doyok). Surat itu ditemukan istri Hamid (Nurul Arifin) yang mencurigai Merry sebagai selingkuhan Hamid.
Peran Pepen menjadi kunci berantakannya rumah tangga para pemeran di film ini, terutama Andy dan Merry. Provokasinya terhadap Merry membuat sang istri terbakar api cemburu, sementara dia juga menjadi pemicu Andi untuk berbohong.
Kendati film dibintangi para pemain kawakan dengan kualitas mumpuni seperti Ray Sahetapy, Lydia Kandou, Nurul Arifin dan Deddy Mizwar, namun peran Kadir dengan ulahnya justru yang membuat film ini terasa segar dengan komedi khas dan dialek Madura. Rilis pada tahun 1990, film ini dikemas cukup apik dengan sinematografi sesuai masanya dan masih dapat dinikmati dengan baik, seperti yang bisa Kamu saksikan di TrueID. Kamu tak perlu berlangganan lho untuk menyaksikan filmnya di sini! ( Tya)