Hampir 20 tahun sudah dunia perfilman Indonesia kehilangan salah satu komedian terbaiknya, Wahyu Sardono alias Dono Warkop. Kanker paru-paru menjadi penyebab Dono tutup usia di umur 50 tahun. Kendati telah tiada dan hanya menyisakan Indro di grup Warkop DKI, nama Dono tetap mentereng sebagai legendaris film komedi Indonesia.
Dari 34 film Warkop DKI, Dono kerap digambarkan sebagai sosok yang lugu di setiap perannya. Seperti di film Gantian Dong, dia menyukai seorang gadis bernama Lola (Leily Sagita) dan mau disuruh apapun, padahal, gadis itu lebih menyukai rekannya Indro. Namun, Dono pantang menyerah.
Gambaran Dono di film Gantian Dong berbanding terbalik dengan kehidupan nyata. Berikut 10 fakta Dono yang dirangkum TrueID.
1. Dono adalah motor kreativitas bagi Warkop DKI dan menjabarkan konsep yang dibuat Kasino.
2. Pria kelahiran Klaten, 30 September 1951 itu kerap menulis cerita, menyutradarai hingga urusan visual.
3. Dari 34 judul film Warkop, Dono menjalani perannya di banyak profesi. Di antaranya pengangguran (11x), mahasiswa (6x) dan berperan sebagai detektif (3x), salah satunya di film Pintar-Pintar Bodoh.
4. Dono sosok yang jenius berbeda dengan film yang kerap jadi mahasiswa yang lugu seperti di film Maju Kena Mundur Kena. Di kampusnya, Dono pernah menjadi asisten dosen Prof. Selo Soemardjan, guru besar Sosiologi Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sebelum akhirnya menjadi dosen di jurusan dan kampus yang sama.
5. Berbeda dengan di film dan di kampus, Dono tidak sejenaka aslinya. Di kampus dia seorang yang aktif kegiatan mahasiswa, salah satunya Mapala UI dan dia juga aktivis politik.
6. Salah satu aksi historiknya sebagai aktivis mahasiswa, Dono pernah ikut dalam aksi Malapetaka 17 Januari atau Malari pada 1974 bersama Kasino dan Nanu.
7. Keberanian Dono diperlihatkan dalam tulisan-tulisan seperti tulisan Dono di Majalah Forum pada 1993 berjudul Kisah Sertu Jumadi yang menyentil aparat keamanan. Tulisan lamanya bahkan sempat viral kembali tahun lalu di media sosial Twitter.
8. Tahukah Anda, Dono juga ternyata tetap lantang ikut gerakan. Kendati sudah menjadi dosen, dia ikut lantang menyuarakan reformasi 1998. Menurut wartawan senior, Budiarto Shambazy, Dono bahkan berani menghadang tentara yang menyerbu kampus Universitas Katolik Atmajaya Jakarta dengan selang hydrant dalam peristiwa yang kita kenal sebagai peristiwa Trisakti. Dono sosok berani yang menyelamatkan banyak mahasiswa yang turun aksi.
9. Ayah tiga anak itu juga sosok yang berperan besar dalam menyusun lahirnya Reformasi 1998. Dono kerap menyiapkan terms of reference untuk seminar-seminar, mengatur kunjungan ke DPR, hingga menyiasati demo-demo mahasiswa.
10. Kejeniusan Dono ternyata menurun kepada anak-anaknya, Damar Canggih Wicaksono, Andika Aria Sena dan Satrio Sarwo Trengginas. Salah satu anaknya, Damar bahkan memiliki gelar Doktor di bidang Teknik Nuklir.