Posesif, pencemburu dan banyak mengatur. Itulah karakter Lydia Kandou saat berperan sebagai Cece, istri dari seorang direktur perusahaan Egi (Didi Petet) di film Boneka dari Indiana.
Sebagai anak dari keluarga ningrat yang kaya raya, Cece yang manja memperlakukan Egi semena-mena. Anehnya, Egi menurut saja karena dia tahu posisi dan kekayaan yang diraih saat ini karena Cece. Dia rela mengambil baju di binatu, membeli makanan kesukaan sang istri sampai memasak sarapan.
Suatu hari, rumah di sebelah rumah mereka milik keluarga Ranu hendak dijual. Cece kepincut dengan rumah itu dan ingin melebarkan huniannya. Ia lalu meminta Egi membelinya. Cece bahkan tak menunggu Egi beristirahat dan makan saat baru tiba di rumah. Dia meminta Egi untuk langsung melakukan penawaran dan suaminya tak bisa menolak.
Datang ke rumah keluarga Ranu, Egi bertemu Eya, gadis cantik dan seksi yang diperankan Meriam Bellina yang sama-sama berminat membeli rumah. Sempat adu mulut, namun keduanya akhirnya akur saat menuju rumah setelah ban mobil Eya gembos.
Egi dan Eya yang awalnya cekcok terlihat nyaman saat berbincang bersama sambil melihat-lihat rumah. Tanpa mereka sadari, tetangga Egi melihat keduanya saat berkeliling rumah dengan orang yang dipercaya keluarga Ranu dan berasumsi buruk terhadap keduanya.
Entah bagaimana transaksi jual beli rumah, namun Eya yang berhasil membeli rumah itu. Saat pindah, dia bertemu Cece saat berkenalan dan meminjam telepon rumah. Dalam kesempatan itu juga Eya tahu, jika Cece adalah istri dari Egi dan menyadari jika pria yang pernah ditemuinya saat berniat membeli rumah takut dengan sang istri.
Cece sendiri mencurigai sinyalemen keakraban keduanya hingga rela mengunci Egi di dalam kamar setelah sang suami mengangkat telepon dari Eya, meski dia yang menyuruhnya sendiri. Tak terima dengan kondisi itu, Egi kabur dari dalam kamar dan menyelinap ke rumah Eya saat Cece pergi ke rumah orang tuanya. Lucunya, ulah Egi diketahui pembantunya Inah yang mengikutinya hingga ke rumah Eya.
Cece yang pulang cepat nyaris menangkap basah Egi. Beruntung, sang majikan dibantu Inah dan si mbok bisa menghindari dari keributan. Kedekatan Egi dan Eya diketahui sang mertua Yudho (Ami Prijono). Anehnya, bukannya melarang, mertuanya justru menyuruh Egi memacari Eya dan itu dilakukannya.
Drama rumah tangga dan suami yang bertekuk lutut di bawah ketiak istri tergambar jelas dalam rumah tangga Cece dan Egi di film ini. Aksi Eya yang piawai memainkan peran sebagai perempuan seksi yang ternyata simpanan seorang pejabat kaya raya mengingatkan kita pada kisah-kisah nyata para pelakor yang sukses merebut hati suami orang.
Satu pesan mendalam di film ini adalah tentang proyek besar keluarga Yudho yang ingin menjadi importir sampah di Indonesia. Pada saat film ini dirilis pada 1990, dari data yang dirangkum TrueID, ada 17 importir sampah di Indonesia, yang tidak mau bertanggung jawab terhadap sampah-sampah yang mereka impor. Masalah ini mencuat dan menjadi isu nasional.
Di luar itu, bagaimana akhir kisah rumah tangga Egi dan Cece, serta nasib Eya nantinya? Simak film karya sutradara legendaris Nya Abbas Akup di TrueID, Anda tak perlu berlangganan untuk menyimaknya hingga tuntas. (Tya)