4 Gambaran Kehidupan Jakarta Klasik di Film Cintaku di Rumah Susun
Cintaku di Rumah Susun (1987) merupakan sebuah film Indonesia klasik yang menceritakan tentang kisah Somad (Dedy Mizwar) seorang pemuda yang sudah berumur dan ingin mencari cinta. Namun sayangnya, Somad selalu gagal karena dirinya yang miskin dan hanya tinggal di sebuah rumah susun bersama saudara dan kakeknya. Hingga akhirnya Somad bertemu dengan Enka (Yana Zein), gadis cantik yang kaya raya dan berusaha untuk mendapatkannya.
Film ini sendiri memang berlatar Jakarta pada tahun 1980an. Dan buat kamu yang ingin tahu seperti apa sih Ibukota Indonesia ini saat itu, berikut ini 4 gambaran kehidupan di Jakarta klasik ala film Cintaku di Rumah Susun:
1. Mall
Jakarta di era 1980an memang belum begitu banyak dipenuhi Mall seperti saat ini. Namun saat itu sudah ada beberapa pusat perbelanjaan atau Pasar Swalayan yang begitu populer di zaman tersebut. Dan sebuah Pasar Swalayan bernama Kharisma muncul di sebuah adegan di film Cintaku di Rumah Susun yang memperlihatkan, seperti itulah bentuk mall atau pusat perbelanjaan di era 1980an.
2. Tanjidor
Kesenian khas Betawi, Tanjidor saat ini mungkin bisa dikatakan sangat jarang bisa terlihat lagi. Namun di film Cintaku di Rumah Susun, beberapa kali Tanjidor muncul bahkan juga menjadi backsound dari film.
3. Rumah Susun
Rumah Susun menjadi latar dari cerita film ini. Berbagai kisah hidup bertetangga di dalamnya hingga bentuk bangunan yang begitu sederhana menggambarkan kehidupan warga Jakarta di era tahun 1980an.
4. Monas
Penasaran seperti apa sih bentuk kawasan Monumen Nasional (Monas) di era 1980an? Di adegan saat Somad dan Badrun sedang berolahraga, terlihat jelas kawasan Monas yang begitu jauh berbeda dengan saat ini. Monas saat itu tampak dipenuhi pepohonan, dengan dua jalur jalan dan kendaraan bermotor yang masih diizinkan masuk. Para pemuda di era tersebut juga menjadikan kawasan ini sebagai tempat berolahraga pagi.