Sukses Indonesia meraih Piala Thomas 2020 terasa tak lengkap karena tak ada kibaran bendera Merah Putih. Momen sakral kemenangan skuad Garuda saat Indonesia Raya berkumandang hanya dengan kibaran bendera PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).
Situasi ini bukan tak diprediksi. Sebelum sukses direngkuh, peluang untuk tetap bisa mengibarkan bendera Merah Putih masih terbuka lebar ketika Badan Antidoping Dunia (WADA) memperingati Indonesia, namun ternyata yang terjadi sebaliknya.
Apa yang terjadi sebenarnya? Berikut kronologisnya seperti dirangkum dari berbagai sumber.
1. WADA memberi peringatan kepada Indonesia lewat LADI (Lembaga Antidoping Indonesia) pada 15 September. LADI dianggap tidak patuh aturan karena tidak mengerim sampel uji doping 2020-2021. Indonesia tak sendiri, ada Jerman, Belgia, Rumania, Korea Utara, Thailand dan Montenegro.
2. Indonesia diberi waktu 21 hari untuk mengklarifikasi sebelum sanksi dijatuhkan. Tapi, hingga tengat waktu 7 Oktober tidak ada klarifikasi hingga akhirnya berimbas pada Tim Piala Thomas Indonesia. Indonesia dijatuhi hukuman satu tahun.
3. Akibat sanksi, Indonesia dilarang menggelar kejuaraan tingkat regional, kontinental atau internasional dan dilarang mengibarkan bendera Merah Putih di semua kejuaraan internasional, kecuali Paralimpiade dan Olimpiade. Termasuk Denmark Open yang akan diikuti para pebulutangkis Indonesia, pekan ini.
4. Sebelumnya, Menpora Zainudin Amali sempat memberi angin segar pada 10 Oktober bahwa permasalahan dengan WADA sudah selesai karena surat LADI sudah mendapat respon. “Selain LADI, saya juga menyampaikan permohonan maaf. Saya memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia," kata Menpora melihat kenyataan di Piala Thomas.
5. Efek dari sanksi WADA juga membuat dua event bergengsi yang bakal di gelar di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, juga tanpa kibaran bendera Merah Putih. Indonesia akan menggelar World Superbike (WSBK) pada November mendatang dan MotoGP Mandalika pada Maret 2022. (Tya)