Film Miracle In Cell No 7 saat ini menjadi begitu fenomenal di dunia perfilman Indonesia. Hanya dalam waktu 15 hari saja, film garapan sutradara Hanung Bramantyo tersebut tercatat sudah meraup 4,2 juta penonton. Para penonton mengaku begitu terkesan dengan film ini, dan tidak sedikit yang kemudian menangis usai menontonnya.
Pujian terhadap film ini ternyata tidak hanya datang dari para penonton saja, namun juga dari sutradara versi asli Miracle In Cell No. 7 yaitu Lee Hwan Kyung. Menurut sutradara asal Korea Selatan tersebut, versi Indonesia adalah remake terbaik dari yang lainnya. Hal ini diungkapkan langsung oleh salah satu pemeran dalam film Miracle In Cell No 7, Tora Sudiro.
"Cuma kalau menurut sutradara asli sama produser asli Miracle in Cell No.7 kemarin yang datang ke Indonesia, dia bilang kalau remake terbaik itu versi Indonesia," ungkap Tora Sudiro seperti dikutip dari Celebrities.id.
----------
Video Rekomendasi: Dear Stranger
----------
Tora juga menambahkan, dirinya sendiri hanya baru menonton Miracle In Cell No 7 versi Turki karena sudah tersedia di Netflix sementara versi lainnya tidak ada. Menurutnya, memang terdapat beberapa perbedaan antara versi Indonesia dan Turki diantaranya angle yang berbeda.
"Masalahnya kita belum nonton versi lain kecuali yang Turki karna ada di Netflix. Banyak ngambil angle yang berbeda, kalau dari negara lain belum lihat," lanjutnya.
Selain Korea Selatan dan Indonesia, Film Miracle In Cell No 7 juga rilis dalam beberapa versi negara diantaranya Filipina, Turki, India dan Spanyol. Film ini sendiri mengisahkan tentang Dodo, seorang ayah dengan disabilitas intelektual yang dipenjara karena dituduh melakukan pembunuhan dan pemerkosaan, meski sebenarnya dirinya tidak melakukan hal tersebut. Film Miracle In Cell No 7 dibintangi Vino G Bastian, Indro Warkop, Graciela Abigail, Mawar De Jongh hingga Tora Sudiro.