Putra sulung pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Rafathar Malik Ahmad ternyata seharusnya menjadi salah satu anak yang terpilih untuk mendampingi pemain Timnas Argentina di laga persahabatan FIFA Matchday melawan Indonesia pada Senin (19/6) malam WIB. Rafathar mendapatkan undangan langsung dari Ketua Umum PSSI, Erick Tohir dan awalnya merasa sangat senang karena mendapatkan kesempatan tersebut. Namun begitu menurut Raffi, Rafathar tiba-tiba menangis, berubah pikiran dan langsung menolaknya
"Kemarin sudah teleponan sama pak Erick Thohir. Pak Erick kasih kesempatan salah satunya Rafathar yang menemani pemain Argentina. Aku kasih tahu, 'Rafathar nanti yang nonton Indonesia lawan Argentina banyak, nanti Rafathar gandeng pemainnya masuk, ya. Rafathar sudah senang (tadinya), tapi tiba-tiba dia nangis. Dia enggak mau karena Rafathar, tuh, pernah ada rasa trauma," ungkap Raffi Ahmad di acara Adarans Net TV, dikutip dari Kumparan.
Raffi Ahmad sendiri bercerita kalau trauma yang didapat Rafathar pertama kali dialaminya saat klub milik Raffi, Rans Nusantara kalah dari Persija Jakarta di sebuah laga persahabatan pada tahun 2022 lalu. Saat itu suporter Persija mengejek kekalahan Rans Nusantara dengan menyanyikan lagu ‘Rafathar Nangis’. Rupanya momen itu sangat membekas di hati Rafathar dan membuatnya takut kalau seandainya Indonesia kalah maka nyanyian seperti itu akan menggema lagi di Stadion Gelora Bung Kanro.
----------
Video Rekomendasi: Assalamualaikum Netizen
----------
"Ya waktu itu Rans sama Persija main dan tim aku kalah, namanya juga bobotoh atau suporter tuh, pas tim aku kalah 'Rafathar nangis, Rafathar nangis. Jadi, tadinya dia yang semangat (dampingi pemain Argentina) malah mengurungkan niatnya. Dia bilang, 'Kok banyak pah? Nanti kalau misalnya Indonesia kalah, terus Aa diteriaki Rafathar nangis gimana?' Jadi dia membatalkan. Katanya, 'udahlah Aa mau nonton biasa saja'. Tapi makasih untuk kesempatannya, ya, namanya anak kecil ya," beber Raffi.
Komedian Denny Cagur yang mendengar penjelasan dari Raffi Ahmad itupun memberikan nasehat kepada siapapun, tidak hanya suporter sepakbola untuk menghentikan aksi bullying dalam bentuk apapun. Terlebih hal ini terjadi pada anak kecil seperti Rafathar yang tentunya rasa trauma itu bisa saja berdampak yang luar biasa bagi si anak.