Dianggap Gimmick, Status Jubir G-20 Maudy Ayunda Diterpa Kritikan - TrueID

Dianggap Gimmick, Status Jubir G-20 Maudy Ayunda Diterpa Kritikan

TrueID IndonesiaApril 19, 2022

Belum lama ditunjuk sebagai Juru Bicara Presidensi G-20, Maudy Ayunda langsung mendapatkan berbagai kritikan tajam. Tidak tanggung-tanggung, media internasional Bloomberg bahkan sampai membuat tulisan khusus untuk menyoroti peran penyanyi sekaligus pemain film berusia 27 tahun tersebut. Penunjukkan Maudy dituding hanya sebuah gimmick belaka meski ia memiliki latar belakang pendidikan yang sangat baik.

Seperti dikutip dari Bloomberg, peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Wasisto Raharjo jati menyebut pemilihan Maudy Ayunda yang minim pengalaman oleh Pemerintah hanya sebagai bentuk simbolik untuk meredam kritikan dari masyarakat usia muda yang saat ini mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan dan pelayanan publik. Hal ini juga turut diperkuat dengan keputusan Pemerintah ketika sebelumnya juga memilih para selebriti muda, pendiri startup hingga anak seorang taipan untuk menempati jabatan sebagai penasehat milenial di pemerintahan.

“Penunjukan simbolis ini merupakan bagian dari upaya meredam kritikan dari kaum muda terhadap isu-isu kritis, seperti pekerjaan dan pelayanan publik. Penjangkauan pemerintah condong ke kaum muda perkotaan yang memiliki hak istimewa – jenis milenial yang sesuai dengan ide yang ingin mereka promosikan – sementara meninggalkan mayoritas yang berpenghasilan menengah ke bawah dan tinggal di daerah pedesaan,” ujar Wasisto Raharjo Jati, dilansir dari Bloomberg.

Tudingan kepada sosok Maudy Ayunda itu juga seolah semakin terbukti usai pada konferensi pers perdananya pada 31 Maret 2022 lalu, lulusan Stanford University itu tampak mengabaikan pertanyaan tentang kehadiran Presiden Rusia, Vladimir Putin di Indonesia. Pihak penyelenggara bahkan malah meminta kepada wartawan untuk bertanya soal pribadi saja sebagai gantinya. Maudy saat itu juga menambahkan kalau perannya saat ini hanyalah untuk melaporkan hasil pertemuan G-20 yang relevan dengan Indonesia, sedangkan isu-isu sensitif akan ditangani oleh perwakilan yang lainnya.

Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga, Irfan Wahyudi juga menyatakan meski penunjukkan Maudy Ayunda sangat masuk akal karena background pendidikannya di luar negeri serta bisa dijadikan panutan bagi kaum muda, namun khusus untuk G-20 sebenarnya Negara lebih membutuhkan perwakilan yang seharusnya lebih bisa berbicara tentang isu-isu global.

“Dalam hal ini, pemanfaatan anak muda akan dilihat sebagai gimmick, bukan sebagai fungsi strategis,” tegas Irfan.

Sejauh ini, meski namanya sempat trending di Twitter pada hari Senin (18/4) kemarin namun Maudy Ayunda belum berkomentar soal kritikan tajam terhadap dirinya ini. Namun begitu perwakilan dari pihak pemerintah dalam hal ini Kementrian Komunikasi dan Informasi (Keminfo) menyatakan kalau juru bicara presidensi G-20 sebenarnya bukan hanya Maudy Ayunda seorang, dan masing-masing mereka memiliki kompetensinya masing-masing dan tidak semuanya dibebankan kepada Maudy saja.

"Karena juru bicara presidensi G20 tidak hanya Maudy seorang, maka [ia] disebut sebagai bagian dari Tim Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia. Dengan banyaknya topik-topik yang diangkat pada presidensi G20, pemerintah merasa perlu adanya beberapa juru bicara yang bertugas menyampaikan informasi ke masyarakat. Fungsi dari tim jubir [adalah] untuk menyampaikan poin-poin penting dari presidensi G20 kepada semua kalangan masyarakat," jelas Juru Bicara Keminfo Dedy Permiadi dikutip dari Kumparan.com. (Ridho)

Baca Selengkapnya
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...