Aktris senior sekaligus politisi Golkar, Nurul Arifin mendapat pelajaran berharga dari kehilangan putri sulungnya, Maura Magnalia. Sang buah hati ditemukan meninggal dunia di meja makan karena serangan jantung, Selasa (25/1).
Penyesalan mendalam diungkapkan Nurul Arifin yang mengaku selama ini kehilangan banyak waktu dengan keluarga. Dia lebih memilih fokus kepada karier politiknya.
“Saya harus lebih banyak membuat quality time sama keluarga ya. Jadi pelajaran, nggak ada yang terlambat sih, saya ingin memulainya lagi kalau mungkin saya kurang banyak waktu buat keluarga," ujar Nurul Arifin saat pemakaman Maura di di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Rabu (26/1) seperti dilansir Detik.
Penyesalan juga harus ditelan Nurul Arifin ketika memaksa sang anak untuk bekerja. Padahal, Maura yang berusia 28 tahun lebih fokus belajar dan ingin meraih gelar profesor.
“Dia mau jadi profesor, saya bilang kalau dia kuliah terus nggak akan kerja, nanti kalau nggak kerja kapan belajar hal lain. Dia memang lebih suka belajar ya. Saya agak nyesel ya mendorong dia kerja padahal dia sukanya belajar,” sesal Nurul Arifin.
Maura Magnalia diketahui baru menyelesaikan studi S2 di Sydney University. Rencananya wisuda akan dilaksanakan pada Maret mendatang. Sang ayah, Mayong Suryo Laksono menjelaskan kalau anaknya di saat-saat terakhir bercerita banyak tentang pekerjaan yang sedang berusaha dicarinya.
“Kemudian dia juga melamar kerja, mungkin karena stress beberapa hari tidak tidur,” terang Mayong seperti dilansir Grid. (Tya)