Sempat menjalani tiga laga awal di Premier League musim 2021/22 dengan sempurna, perlahan performa Tottenham Hotspur mulai menurun drastis usai meraih kekalahan beruntun dari Crystal Palace dan Chelsea, masing-masing dengan skor yang sama yaitu 0-3. Dua kekalahan telak ini pun membuat Spurs yang sebelum jeda internasional bertengger di puncak klasemen kini melorot ke peringkat tujuh. Buruknya performa striker andalan mereka, Harry Kane dituding sebagai salah satu penyebab penampilan buruk Spurs.
Kane memang belum juga mampu menunjukkan permainan terbaiknya. Padahal top skor liga musim lalu ini sudah tampil di empat laga terakhir Spurs di mana tiga diantaranya bermain penuh selama 90 menit, namun belum satupun gol yang bisa ia cetak. Opta mencatat, kegagalan Kane mencetak satupun gol hingga pekan ke-5 menjadi start terburuk striker Timnas Inggris ini sejak musim 2015/16.
Tak pelak berbagai spekulasi bermunculan soal buruknya penampilan Kane, salah satunya adalah karena pemain berusia 28 tahun ini sebenarnya memang sudah tidak ingin bermain untuk Spurs. Memang di awal musim ini, Kane santer dikabarkan akan segera berkostum Manchester City. Sempat muncul pernyataan dirinya tidak ingin lagi membela Spurs karena ingin memenangkan trofi. Namun Presiden The Lilywhites Daniel Levy saat itu menegaskan ia tidak akan melepas Kane dengan harga berapapun, walau City sempat mengajukan tawaran fantastis sebesar 150 juta poundsterling atau lebih dari 3 triliun rupiah.
----------
Video Rekomendasi: Teaser Ritual The Series - Dering
----------
“Tidak pernah mudah ketika seorang pemain ingin meninggalkan klub dan semua orang di lapangan dan ruang ganti tahu bahwa dia ingin pergi. Segalanya tidak berjalan dengan baik. Saya memiliki statistik saat mereka menghadapi Crystal Palace dan ia tampil. Selama 90 menit tanpa sentuhan di kotak lawan atau tembakan tepat sasaran,” ujar mantan pemain Manchester United yang kini menjadi pengamat sepakbola, Gary Neville seperti dikutip dari SkySports.
Sementara mantan pemain MU lainnya yang juga kini menjadi pandit, Roy Keane pun berkomentar hal yang sama. Kapten The Red Devils saat juara Liga Champions 1998/99 itu bahkan dengan pedas mengkritik manajer Spurs, Nuno Espirito Santo yang tetap memainkan Kane meski penampilannya sangat buruk.
"Bahasa tubuh Kane dan permainannya... ya Tuhan. Anda ingin memiliki striker yang bisa memimpin lini depan. Tapi, saya tidak terlalu ingat berapa kali dia melakukan sprint atau menciptakan peluang. Jika dia tidak melakukan tugasnya, seret dia!," ujar Kane dilansir dari Sky Sports.
Harry Kane sebenarnya tampil luar biasa di Euro 2020 lalu dimana ia mencetak empat gol untuk Timnas Inggris dan membawa The Three Lions ke final. Meski akhirnya gagal juara, Kane banjir pujian karena konsistensinya di sepanjang turnamen dalam memimpin lini depan Inggris. Kane juga sempat tajam ketika membawa Spurs lolos dari babak Playoff UEFA Conference League dengan mencetak dua gol ke gawang Pacos de Fereira. Namun sejak itu, Kane tercatat tidak pernah lagi membobol gawang lawan. (Ridho)
Cuplikan Assist yang Diciptakan oleh Harry Kane di Liga Inggris Musim 2020/2021