5 Jejak Islam di Film Kukejar Cinta ke Negeri Cina - TrueID

5 Jejak Islam di Film Kukejar Cinta ke Negeri Cina

April 12, 2021

null

Perjalanan religi Chen Jia Li (Eriska Rein)  ke Semarang membawanya bertemu dengan Imam (Adipati Dolken) yang menyukainya. (Kukejar Cinta ke Negeri Cina/TrueID)

Menonton perjalanan Chen Jia Li (Eriska Rein) di film Kukejar Cinta ke Negeri Cina mengingatkan kembali sejarah Islam yang dibawa Laksamana Cheng Ho ke Indonesia atau tepatnya ke Pulau Jawa. Dari film ini, juga kita bisa melihat peninggalan sejarah Islam di masa sembilan wali (wali songo). 

Film religi yang banyak mengambil tempat di Semarang, Jawa Tengah itu mengisahkan tentang Ridwan Imam Fadli (Adipati Dolken) yang bertemu Jia Li dan jatuh cinta kepadanya, padahal dia sudah memiliki kekasih Widya (Nina Zatulini). Imam bahkan mengejar cinta Jia Li yang berasal dari Cina dan rela meninggalkan Widya. 

Jia Li datang ke Semarang untuk mencari jejak leluhurnya yang merupakan salah satu juru mudi kapal Laksamana Cheng Ho. Berikut jejak sejarah Islam yang terangkum di Kukejar Cinta ke Negeri Cina.

1. Kelenteng Sam Poo Kong

Klenteng satu ini menjadi tonggak sejarah kehadiran Laksamana Cheng Ho di Indonesia. Di kawasan dulunya berdiri tempat kapal Cheng Ho pada 1416 berlabuh karena terpaksa berhenti karena juru mudinya, Wang Jing Hong mengalami sakit keras. Cheng Ho dan awak kapalnya merupakan penjelajah muslim. 

Mereka sempat tinggal di gua batu yang kini terletak di bawah klenteng Sam Poo Kong. Gua itu masih ada meski tak bisa dibuka untuk umum. Ada beberapa bangunan yang ada di komplek peribadatan ini, selain kelenteng Sam Poo Kong, ada juga Kelenteng Dewa Bumi, Kelenteng Kyai Juru Mudi, dan Kelenteng Kyai Jangkar.

Kendati kelenteng menjadi tempat peribadatan ibadah pemeluk Tridharma (Taoisme, Buddhisme dan Konfusianisme) namun, kelenteng ini terbuka untuk siapapun termasuk yang mau melihat jejak perjalanan Laksamana Cheng Ho.

null

Imam dan Billy (Ernest Prakasa) saat berbincang di depan Kelenteng Sam Poo Kong. (TrueID)

2. Patung Laksamana Cheng Ho

Demi mengenang penjelajahan Laksamana Cheng Ho, di komplek Kelenteng Sam Poo Kong dibangun patung perunggu Cheng Ho setinggi 12 meter. Patung ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan merupakan hadiah khusus dari pemerintah China.

Sebelum adanya patung ini, juru mudi yang ditinggal di Simongan, Wang Jing Hong pernah membuat patung untuk mengenang Cheng Ho. Dia yang tinggal bersama beberapa awak kapal ikut mengembangkan wilayah tersebut menjadi makmur sekaligus membantu menyebarkan agama Islam. Tak meninggalkan budayanya, Wang Jing Hong atau Ong King Hong juga membangun kelenteng di tempat itu.

null

Imam dan Billy berdiri di samping patung Laksamana Cheng Ho yang berdiri megah di depan kelenteng Sam Poo Kong. (TrueID)

3. Perahu Laksamana Cheng Ho

Dalam film Kukejar Cinta ke Negeri Cina, Chen Jia Li menceritakan kepada Imam bahwa dirinya datang ke Semarang untuk melihat jejak leluhurnya yang merupakan salah satu juru mudi kapal Laksamana Cheng Ho. Dia menceritakan itu di samping replika kapal Laksamana Cheng Ho yang menjadi salah satu jejak sejarah masuknya Islam ke Tanah Air. 

Dalam sejarah yang tertulis Kompleks Klenteng Sam Po Kong, Laksamana Cheng Ho dua kali datang ke Semarang yakni pada 1406 dan 1416. Terakhir dia datang dan kemudian meninggalkan Wang Jing Hong bersama 10 awak kapal yang kemudian menetap dan berasimilasi dengan penduduk setempat.

nullImam dengan latar belakang perahu replica Laksamana Cheng Ho yang berada di Semarang. (TrueID)

4. Masjid Agung Demak

Dalam perjalanan menelusuri jejak Islam di Semarang, Chen Jia Li sempat mampir ke salah satu masjid tertua di Indonesia, Masjid Agung Demak. Satu jam perjalanan dari Semarang, Jia Li yang ditemani Imam tak berhenti menganggumi masjid yang didirikan pada abad ke-15 atau tahun 1401 oleh Raden Fatah. 

Dalam sebuah literasi sejarah, masjid yang dikenal dengan sebutan Masjid Gelagah Wangi dipengaruhi budaya Tionghoa. Tak lain karena penyelesaian pembangunan masjid dilakukan kapten kapal Gan Si Cang yang beretnis Tionghoa dan ornamen di dalam masjid. Dia bisa menuntaskan pekerjaannya setelah meminta izin kepada Bupati Semarang saat itu, Kin San.

null

Masjid Agung Demak, salah satu masjid tertua di Indonesia. (TrueID)

5. Jejak Sunan Gunung Jati

Masjid Agung Demak diyakini sebagai tempat berkumpulnya Sembilan Wali (Wali Songo), para ulama yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Ditopang tiang-tiang kayu raksasa, empat tiang utama setinggi 16 meter tersebut dibangun sendiri oleh Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga. 

Di Kompleks Masjid Agung Demak juga terdapat makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Museum Masjid Agung Demak juga terdapat di dalam kompleks ini untuk melengkapi literasi sejarah Islam di Jawa. (Tya)

null

Chen Jia Li memegang tiang bertuliskan Sunan Gunung Jati. (TrueID)

 

Baca Selengkapnya
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Go Back To Home